Walau terlihat sepele, ternyata ada beberapa kebiasaan berpakaian yang merusak lingkungan, lho!
Fashion menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, tahukah kamu bahwa beberapa kebiasaan berpakaian yang sering dianggap sepele ternyata memiliki dampak yang besar terhadap kerusakan lingkungan?
Artikel ini akan membahas berbagai kebiasaan berpakaian yang perlu kita hindari demi menjaga kelestarian alam.
Kebiasan Berpakaian yang Merusak Lingkungan
Ini beberapa kebiasaan berpakaian yang merusak lingkungan dan penting untuk kamu perhatikan:
-
Membeli Pakaian secara Impulsif
Pernahkah kamu membeli pakaian hanya karena ada diskon besar atau karena desainnya yang menarik tanpa benar-benar membutuhkannya?
Ini adalah contoh dari pembelian impulsif yang ternyata berdampak buruk bagi lingkungan.
Ketika kita membeli lebih banyak pakaian daripada yang kita butuhkan, ini mendorong industri fashion untuk meningkatkan produksi.
Pabrik-pabrik memproduksi pakaian dengan cepat untuk memenuhi permintaan yang tinggi, sering kali dengan mengorbankan standar lingkungan.
Proses ini menghasilkan polusi besar, mulai dari limbah tekstil hingga emisi dari pengiriman produk.
Selain itu, pakaian yang dibeli secara impulsif sering tidak terpakai dan berakhir di tempat sampah, menyumbang pada pembentukan limbah tekstil yang sudah sangat besar.
Banyak dari kita tidak menyadari bahwa pakaian yang dibeli secara impulsif biasanya memiliki umur yang pendek dalam lemari kita.
Kelebihan produksi ini tidak hanya membuang-buang sumber daya alam, tetapi juga meningkatkan jumlah limbah yang dihasilkan.
Jika kamu ingin mengurangi dampak ini, mulailah dengan menilai setiap pembelian pakaian: apakah ini sesuatu yang benar-benar kamu butuhkan, atau hanya keinginan sesaat?
-
Mengejar Trend Mode Terbaru
Industri fashion bergerak sangat cepat, dengan tren yang berganti setiap musim, memicu apa yang disebut “fast fashion”.
Ketika kita terus menerus membuang pakaian lama untuk menggantinya dengan yang baru yang sedang tren, kita memperburuk masalah limbah tekstil.
Proses produksi untuk pakaian trendi ini sering kali melibatkan bahan kimia berbahaya dan penggunaan sumber daya alam yang berlebihan, termasuk air dan energi.
Pakaian yang dihasilkan dalam siklus “fast fashion” ini cenderung tidak tahan lama, yang berarti akan cepat terbuang dan menambah tumpukan limbah.
Selain itu, kegilaan untuk selalu mengikuti tren terbaru ini menciptakan tekanan yang tidak perlu pada sumber daya alam dan tenaga kerja.
Pabrik-pabrik fashion terdorong untuk memproduksi secepat mungkin, seringkali mengabaikan kesejahteraan pekerja dan dampak lingkungan.
Untuk mengurangi dampak ini, pertimbangkan untuk membeli dari merek yang mengutamakan keberlanjutan, atau lebih baik lagi, cintai dan pakai pakaian yang sudah kamu miliki sebanyak mungkin.
-
Membuang Pakaian Layak Pakai
Membuang pakaian yang masih layak pakai merupakan pemborosan yang besar.
Pakaian yang dibuang ini sering kali masih dalam kondisi baik, tetapi dibuang karena alasan seperti tidak lagi sesuai dengan tren saat ini atau karena telah digantikan oleh pembelian impulsif lainnya.
Pakaian yang dibuang ini berkontribusi terhadap peningkatan limbah tekstil yang seringkali sulit terurai, terutama bahan yang berbasis sintetis seperti polyester.
Limbah tekstil ini tidak hanya memenuhi tempat pembuangan sampah, tetapi juga melepaskan metana, gas rumah kaca yang potensial, dan bahan kimia berbahaya lainnya ke lingkungan.
Sebagai alternatif, pertimbangkan untuk mendonasikan pakaian yang tidak lagi kamu gunakan ke lembaga amal atau menjualnya di pasar loak.
Ini tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga memberi pakaian tersebut kesempatan kedua untuk digunakan.
Ingat, setiap potong pakaian yang kamu simpan dari tempat sampah adalah satu langkah kecil menuju perubahan besar dalam pelestarian lingkungan kita.
Baca Juga: Cara Mengembalikan Warna Gamis yang Pudar Jadi Seperti Baru
-
Asal Pilih Bahan Pakaian
Pemilihan bahan pakaian adalah aspek penting lainnya yang sering diabaikan dalam diskusi tentang fashion dan keberlanjutan.
Banyak pakaian yang diproduksi menggunakan bahan yang tidak ramah lingkungan.
Bahan-bahan ini tidak hanya menantang untuk terurai di alam, tetapi juga melibatkan proses yang memerlukan banyak energi dan menghasilkan polusi yang signifikan.
Sebagai konsumen yang sadar lingkungan, kamu bisa memulai perubahan dengan memilih pakaian yang terbuat dari bahan alami atau daur ulang.
Kamu wajib cek koleksi kemeja dan gamis dari Shenada jika ingin pilih pakaian dengan kualitas bahan terbaik dan awet.
Kemeja dan gamis dari Shenada juga punya warna yang versatile dan model timeless sehingga sangat cocok untuk dikoleksi jangka panjang!
Setiap keputusan yang kita buat terkait dengan pakaian—dari membeli, memakai, hingga membuang—mempunyai dampak yang signifikan terhadap lingkungan.
Dengan menjadi lebih sadar dalam hindari kebiasaan berpakaian yang merusak lingkungan dan memilih alternatif yang lebih berkelanjutan, kita dapat mengurangi kerusakan yang kita sebabkan.